01 S.D.I. 04:15 02 This Lonely Heart 04:08 03 Rock 'n' Roll Gypsy 04:22 04 In My Dreams 04:30 05 Take Me Home 03:16 06 Strike of the Sword 03:50 07 Rock This Way 04:07 08 In This World Beyond 04:26 09 Hungry Hunter 04:08 10 So Lonely 04:43
Kalo menyebut album Loudness mana yang terbaik sepanjang sejarah dan Hidup elo? gw pasti akan menjawab " Hurricane Eyes " sebagai album terbaik Loudness sepanjang karir mereka sebagai Japanesse Traditional Heavy / Rock Metal Band dimata Industri musik Cadas Internasional ! kenapa? selain Album ini menjadi Koleksi Loudness Pertama Gw, yang jelas lagu2 didalam Materi ini bagi gw memiliki Komposisi dan aransemen yang memorable dasyatnya hingga Gw rasakan sampai detik ini. makanya gw Menulis tentang album ini bakalan diluar kepala dengan ingatan Gw mengagumi kemegahan album full ke 8 Band Yang termasuk menjadi salah satu legendaris barometer Musik cadas negeri sakura Japan yang terbentuk sejak Tahun 1980 oleh Frontman Gitaris Akira Takasaki yang kemudian mengajak Vokalis Minoru Niihara, Almarhum Drummer Munetaka Higuchi dan Bassis Masayoshi Yamashita, kecuali drummer Munetaka, 3 Member Asli ini masih terhitung aktif sampai detik ini. memang sejak kemunculannya diranah musik Metal, Loudness terkenal Produktif membuat dan Merilis album setiap tahunnya dan telah mengumpulkan banyak fans yang selalu menantikan Karya dan Merchandise mereka, sehingga nama Loudness memang sangat familiar di barometer musik metal dunia khususnya negeri jepang sendiri. bayangkan saja album " Hurricane Eyes " ini harus melewati 7 album full yang lebih dulu mereka rilis, dan Media Internasional sebelumnya lebih dulu menaruh perhatian kepada album " Thunder in the East " tahun 1985 sebagai salah satu album Heavy Metal terbaik sepanjang masa, album full ke-5 tersebut memang dipercaya sebagai Batu loncatan Loudness untuk lebih Go Internasional bersama dengan label Nippon Columbia. album yang melejitkan hit track " Crazy Nights " terbukti banyak menerima respon positif industri musik Internasional. namun album Ke-8 " Hurricane Eyes " tahun 1987 dipercaya sebagai Sebuah Kematangan Konsep Loudness dengan karakter bermain yang lebih mantap dan menendang lagi ! banyak track2 Keren dilahirkan pada album ini. " Hurricane Eyes " saw Loudness bring themselves right in line with the standards of 80's metal both in terms of songwriting and production. While the band had always had the occasional radio-friendly moment, these didn't fit with the raw production of those albums. With this album, Loudness achieved a massive-sounding production to match their hooks, as accessible and powerful as any metal album of the 80's. The progressive tendencies of yore had already been downplayed by the time 'Lightning Strikes' (or even 'Disillusion', some would argue) was released, but if those tendencies had taken a back seat then, they were pretty much consigned to the boot on this album. bahkan dinilai juga album ini sebagai album Loudness yang banyak menampilkan karakter Speed Metal yang enerjik pada setiap Struktur Riffing Gitaris Akira Takasaki tampil begitu liar dan cepat memainkan instrumen petik-nya yang di imbangi gebukan drummer Powerfully Almarhum Munetaka Higuchi serta Teriakan Vokalis Minoru Niihara yang melengkapi Kualitas album ini terdengar Enerjik !! dimulai oleh Track pembuka " S.D.I ", a perfect balance of melody and aggression Track yang langsung memanaskan Ruang dengar Gw, dan masih teringat saja bagaimana Gw mengenal album ini adalah saat almarhum abang Gw beli kaset ini dari Malang dan dikenalkan Ke Gw yang langsung terkagum kagum dengan kualitas penampilan primanya. Gw ingat banget waktu itu gw masih duduk dibangku SD, dan kaset ini dikenalkan pertama kali setelah Gw dikenalkan dengan album " Kill Em All " Metallica dan " Live In UK " nya Helloween hehehehe ... bagaimana " S.D.I " digeber dengan tempo cepat dan powerfully Tradisional Heavy Metal beat yang terdengar cepat bagi Untuk Pertama kalinya. Vokalis Minoru memang begitu menjiwai pembawaan lagu ini dengan karakter Vokalnya yang mantap abis ! dengan struktur musik yang begitu memorable, sekejab aja gw langsung bisa menghafal aransemen lagu ini karena memang begitu bergaya simple dan sangat Menendang ! the songs roars from the speakers with a power and aggression hitherto unimaginable. permainan Solo2 Gitar Akira memang menjadi salah satu Inspirator kebanyakan band2 Heavy Rock/metal era 90-an Indonesia seperti Power Metal, Andromeda, etc loh, makanya nama Loudness begitu sangat populer di Tanah Air Indonesia setelah nama Iron Maiden dan Metallica juga Megadeth. digeber dengan durasi 04:15, track ini mungkin menjadi Lagu paling keras dialbum ini, selanjutnya " This Lonely Heart ", Masih bergaya Speed Metal Riffing di awal part, Akira langsung meng- Invasi Melodius part-nya yang cantik dan menawan, hmmmm, sebuah Track yang terdengar Gaya Rockin Glamour ini meluncur dengan Perkasa ! untuk Tahun 80-an Kualitas rekording dan Sound album ini sudah yang Terhitung Profesional dengan penggarapan yang serius, sehingga layaklah kalau gw bilang stuff ini sebuah Masterpiece klasik terbaik sepanjang masa. Eksplorasi Skill Bermain band ini lebih didominasi oleh permainan Gitar lincah Fantastis akira tapi tetap memberi kesempatan member lain unjuk skill disini. " Rock 'n' Roll Gypsy " masih bergaya Glam Rock yang enerjik, kita masih akan merasakan bagaimana konsep dan style kejayaan gaya Rock Metal di era 80-an ini hehehehehe, sebuah track beken yang dimainkan dengan sangat luar biasa antusias tetap memberi pilihan terbaik untuk dinikmati dari segala kalangan. banyak melakukan Refrain Anthemic memang menjadi salah satu Struktur khas band2 rock/metal diera 80-an. agak sedikit mendingin suasananya dengan track " In My Dream " Loudness lebih terdengar Balada Beat manis dan alunan vokal Minoru yang melankolis. " Take Me Home " seperti kembali terbakar adrenalinnya, Loudness pun kembali tampil enerjik di lagu ini dengan the mid-paced headbanger Part asyik. dan semakin kembali menampilkan gaya Riffing Speed Metal-nya pada lagu " Strike of the Sword ", Loudness kembali meraung raung dasyat kembali beat musik yang ditawarkannya, mendengar bagian Refrain Track ini spirit gw untuk lebih semangat semakin terpancing dari Lubuk hati ini. These songs are excellent in their own right, perfect examples of the aforementioned categories. However, one could view this negatively. begitu juga dengan Track " Rock This Way ", dengan Mid tempo yang Memorable, Track ini sungguh menyimpan Enerji luar biasa dasyat untuk membakar Audience untuk Bernyanyi Bersama sama pada refrain " Rock this way / Nobody's going to hurt you / Rock this way / You can take it from me / Rock this way / Someday I'm going to find out / Rock this way / That's the way it should be " Yeaaahhhh !!!! " In This World Beyond " lebih terdengar kembali bergaya Glam Rock yang tetap enerjik begitu pula dengan " Hungry Hunter ", Loudness semakin jauh membawa Gw ke Dimensi bagaimana Alunan Musik Heavy Metal yang mereka ditawarkan ini mengajak ke suasana yang Enjoy Bareng, dan Track akhir di sudahi oleh Fenomenal Klasik Track " So Lonely " yang menjadi Best Hit Ballad Loudness sepanjang karirnya menciptakan Lagu yang terdengar bermuatan romantisme dengan pembawaan Vokal perfect seorang Minoru begitu menyatu dengan Gaya Melodius Part Akira, so Gw pasti jamin semua orang akan mengenal lagu ini diawal kejayaannya hingga saat ini, kecuali bila elo ga mendengar kembali lagu2 lama ( buat yang lahir di pada akhir 90-an .ed ) hehehehe, " So Lonely " memang khusus di garap oleh Produser Andy Johns yang kebagian Melakukan Mixing Track-nya. album ini kesemuanya ditangani oleh produser dan Enjiner Eddy Krammer yang lebih dulu namanya dikenal menggarap karya2 legendaris dari band Led Zeppelin, Triumph, Kiss, Jimi Hendrix, The Beatles, The Rolling Stones, David Bowie, Spooky Tooth, Peter Frampton, Curtis Mayfield, Santana, Anthrax, Carly Simon, Loudness, dan Robin Trower. kemudian Eddy menjajal peruntungannya di Genre Musik Heavy/rock Metal pada album2 awal Anthrax, Twisted Sister, Pretty Maids, Sir Lord Baltimore, TT Quick dan masih banyak lagi. dan penggarapan materi ini, Loudness memilih Onkio House & Sedic Studios, Tokyo, Sound City, Encore &Yamaha Studios, Los Angeles & Bearsville Studios, Bearsville, New York selama Bulan Maret hingga Mei 1987 yang melibatkan banyak enjiner berbakat seperti Hidemi Nakatani, Thom Cadley, Tory Swenson, Masashi Goto selain nama Eddie Kramer sendiri. well bener2 pengerjaan serius ini berbuah hasil maksimal rilisan ini menjadi Masterpiece klasik Loudness yang hingga saat ini memiliki banyak sekali Rilisan. sayang banget Band ini telah ditinggal selamanya oleh Drummer Karismatik bagi Loudness line Up, Munetaka Higuchi yang meninggal pada tahun 2008 karena Penyakit Kanker Liver yang dalam bahasa medis disebut sebagai hepatocellular carcinoma, Munetaka meninggal pada usia 49 Tahun. Drummer yang sejak kecil sudah memperlihatkan bakat drum-nya ini banyak terlibat pada beberapa Proyek band sehingga diputuskannya untuk fokus pada 1 band saja akhirnya. dan tahun 1992 Pernah mengundurkan diri dari Loudness pasca album " Loudness " dan digantikan oleh drummer Hirotsugu Homma hingga tahun 2001 yang kemudian pada pengerjaan album " Pandemonium " tahun 2001, Munetaka Higuchi memutuskan untuk bergabung kembali ketubuh Loudness hingga akhir hayatnya ( tahun 2008 .ed ), sungguh sebuah perjalanan panjang bagi Loudness yang Produktif merilis rilisan terbaiknya selama ini. Your enjoyment of this album will depend on your perspective. If you have never heard of this band, 'Hurricane Eyes' is a great starting point. Lovers of Dio, Priest, Accept and other 80's metal can't go wrong with this album. It has it all. If, however, you enjoy the charmingly rough-around-the-edges mish-mash of prog, commercial rock and classic metal of Loudness' older albums, this one might sound like the cash-hungry conformism of a once-unique band. It is Loudness' 'Metallica': a good album, but perhaps not a representation of what the band truly do best. And it is a good album. In fact, it is a great album, and the final score reflects this. Whether it is a great Loudness album is very much a matter of debate.
0 Komentar